Laporan Praktikum Kimia Dasar : Sifat Asam Dan Basa Senyawa Organik




BAB 1 
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
      Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia  yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat - zat yang berasal mengandung asam, misalnya zat asam sitrat pada jeruk dan asam cuka bahasa. Basa umumnya mempunyai sifat licin dan terasa pahit, misalkan pada sabun.
        Secara sederhana asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi (penguraian) dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya yang positif. Sedangkan basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion ion hidroksil sebagai satu - satunya ion negatif. Hal ini sesuai dengan teori Svante Arrhenius bahwa asam adalah  zat yang larut dan mengion dalam air menghasilkan proton (H+) , Sedangkan basa adalah zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-)
( Fitri, 2015 ).
         Untuk mengetahui sifat asam dan basa, kami melakukan suatu percobaan ilmiah. karena dengan melakukan percobaan kita dapat mengetahui suatu larutan apakah mengandung asam atau basa. Zat asam dan basa tersebut dapat dibedakan dengan alat indra manusia. Namun tidak semua zat tersebut aman bagi manusia. Oleh karena itu diperlukan indikator pengujian senyawa asam mempunyai rasa yang masam, sedangkan terasa basa mempunyai rasa pahit. Akan tetapi tidak boleh mencicipi rasa suatu zat kimia untuk mengetahui sifat asam dan basanya. Hal ini disebabkan senyawa kimia tersebut mungkin beracun. Untuk itu membutuhkan alat bantu ( Fika, 2013 ).

1.2 Tujuan Pratikum
Mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asam dan Basa
     Asam dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam yaitu suatu zat yang bisa memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau bisa menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Sedangkan basa yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin. (Bitar, 2016)

2.2 Sifat - Sifat Asam dan Basa
Berdasarkan Rachmadany ( 2017 ). Asam dan basa memiliki sifat - sifat sebagai berikut :
A. Asam
Sifat - sifat asam, yaitu :
-  mempunyai rasa masam (tetapi jangan mencicipinya).
-  mengubah lakmus biru menjadi merah.
-  dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat).
-  jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+).
-  bersifat korosif terhadap logam.
-  dapat menetralkan basa.
B. Basa
Sifat - sifat basa, yaitu :
-  terasa licin jika terkena kulit (tidak untuk dicoba di kulit, berbahaya),
-  mengubah lakmus merah menjadi biru,
-  dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat),
-  jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksil (OH-), dan
-  dapat menetralkan asam.
2.3 Asam dan Basa dalam kehidupan sehari - hari
A. Asam
Berikut ini contoh asam yang ada di sekitar kita :
-  Asam malat, contohnya : apel
-  Asam sitrat, contohnya : jeruk
-  Asam tanat, contohnya : teh
-  Asam butirat, contohnya : margarin
-  Asam tartarat, contohnya : anggur
-  Asam karbonat, contohnya : Coca-cola
-  Asam etanoat, contohnya : Cuka hitam
-  Asam format, contohnya : semut
-  Asam klorida, contohnya : lambung
-  Asam laktat, contohnya : susu
      Contoh asam-asam yang saya sebutkan diatas merupakan asam-asam organik (alami), kecuali asam karbonat dan asam klorida. Asam organik adalah asam yang berasal dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitar kita. Sementara itu, asam klorida adalah asam anorganik. Asam anorganik adalah asam yang dapat kita temui di laboratorium karena hanya buatan. Contoh asam anorganik lain yang ada di laboratorium di antaranya adalah asam sulfat dan asam nitrat. ( Rahmat, 2015)
B. Basa
Basa dalam kehidupan sehari-hari mudah ditemukan dalam bentuk padat ataupun cairan, seperti kapur tulis, abu, sabun, larutan kapur, detergen, daun sirih, dan lain-lain. Basa terasa pahit dan licin seperti sabun sehingga bersifat kaustik. Beberapa basa yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti ditunjukkan berikut ini :
-  Aluminium hidroksida (Al(OH)3), deodoran, obat maag.
-  Kalsiun hidroksida (Ca(OH)2), plester.
-  Magnesium hidroksida (Mg(OH)2), obat pencahar (antacid).
-  Natrium hidroksida (NaOH), sabun, pembersih saluran air.
( Filly, 2014 )

2.4 Teori - Teori Asam - Basa
A. Asam-Basa Arrhenius
Teori asam-basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan oleh Svante Arrhenius.  Menurut teori Arrhenius asam adalah spesies yang mengandung ion-ion hidrogen, H+ atau H3O+, dan basa mengandung ion-ion hidroksida, OH–. Namun, terdapat dua kelemahan utama yaitu menyangkut masalah pelarut dan garam. Teori Arrhenius berasumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh pada sifat asam-basa. Namun jika HCl dilarutkan dalam air, larutan ini menghantarkan listrik tetapi jika HCl dilarutkan dalam benzena larutannya tidak menghantarkan arus listrik. Perbedaan sifat HCl di dalam kedu pelarut menunjukkan bahwa pelarut berpengaruh terhadap tingkah laku zat terlarut.Garam seharusnya bersifat sebagai spesies netral, namun kenyataannya banyak garam bersifat tidak netral. Larutan ion fosfat dan ion CO32- bersifat basa, tetapi ion-ionNH4+ bersifat sedikit asam dan ion-ion aluminium bersifat sangat asam. Masalah yang menambah kebingungan adalah larutan NaH2PO4 bersifat asam sedangkan larutan NaHPO4 bersifat basa.
B. Asam - Basa Bronsted Lowry
Untuk mengatasi masalah tersebut Thomas M. Lowry dan Johannes N.Bronsted bekerja untuk melengkapi teori asam-basa yang melibatkan pelarut yang kemudian dikenal sebagai teori asam-basa Bronsed-Lowry. Pengertian asam-basa bukan berbicara tentang aspek kebenaran melainkan aspek kesesuaian pada kondisi tertentu. Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, asam adalah donor atau penyumbang proton, basa adalah akseptor atau penerima proton. Tinjauan sifat asam-basa ditunjukkan oleh sifat reaksi kimia spesies dengan pelarut yang mengandung hidrogen yang dapat terion (misalnya air, amonia, dan asam sulfat). Contoh dalam pelarut air :
HF(aq) + H2O(l) = H3O+(aq) +F–(aq) dalam reaksi ini, air berperan sebagai basa dan      ionfluorida bertindak sebagai basa konjugasi asam hidrofluorida.
NH3(aq) + H2O(l) = NH4+(aq) +OH–(aq) dalam reaksi ini, air berperan sebagai asam dan ion amonium bertindak sebagai asam konjugasi amonia.
NH4Cl(NH3) + NaNH2(NH3) = NaCl(s) +2NH3(l)
Kelemahan teori asam - basa Bronsted Lowry adalah tidak dapat menjelaskan suatu reaksi yang tidak melibatkan transfer ion hidrogen.
C. Asam-Basa Lewis
G.N Lewis mengusulkan konsep asam-basa berkaitan dengan donor pasangan elektron. Menurut Lewis, asam didefinisikan sebagai spesies penerima pasangan elektron dan basa sebagai donor pasangan elektron. Reaksi antara boron trifluorida dengan amonia menurut teori ini merupakan reaksi asam basa, dalam hal ini boron trifluorida bertindak sebagai asam dan dan amonia sebagai basa.
BF3+ :NH3 = F3B-NH3
( Maria Ufa, 2017 )
2.5 Indikator Asam Basa
Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang memberikan warna berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara untuk mengetahui apakah itu jenis suatu larutan tersebut asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator baik indikator alami ataupun buatan. Cara penentuan larutan yang sifatnya asam, basa, atau netral bisa menggunakan kertas lakmus, larutan indikator, dan indikator alami.
A. Kertas Lakmus 
Yang pertama adalah dengan memakai kertas lakmus. Menggunakan kertas lakmus sebagai indikator asam dan basa merupakan cara yang paling praktis, murah dan mudah. Walaupun begitu, kertas lakmus juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak bisa digunakan untuk mengukur secara teliti dan perubahan warna yang ditujukan tidak bisa menunjukkan pH larutan dengan tepat. Lakmus merah akan tetap berwarna merah ketika dimasukkan ke dalam larutan asam, dan akan berwarna biru bisa dicelupkan ke dalam larutan basa. Sedangkan pada lakmus biru akan berwarna biru ketika dicelupkan ke dalam larutan basa dan akan berubah warna menjadi merah ketika dicelupkan ke dalam larutan asam.
B. Larutan Indikator
Di labolatorium, indikator yang sering didipakai ialah larutan indikator fenolftalein (PP) metil merah (mm), metil jingga (mo) dan juga bromtimol blue (BTB). Larutan indikator tersebut seringkali digunakan untuk titrasi larutan. Penggunaan larutan indikator pada titrasi itu sendiri harus dengan ketelitian dan pengamatan yang sangat tinggi. Pasalnya, perubahan warna akan terjadi hanya dengan beberapa mL.
C. Indikator Alami 
Indikator asam basa yang ketiga yaitu dengan menggunakan indikator alami. indikator alami yang biasa digunakan ialah mahkota bunga dari bunga sepatu, mawar, bugenvi, maupun dari bahan alami seperti kulit manggis, kunyit dan kubis ungu.
D. pH meter
Indikator asam basa yang ke empat adalah dengan menggunakan pH meter. Peralatan yang bisa membantu dalam menentukan pH larutan ini mempunyai elektroda yang bisa dicelupkan ke dalam larutan yang akan di ukur pHnya. Nilai pHnya sendiri bisa dengan mudah diliat secara langsung melalui angka yang tertera pada layar digital dari alat pH meter itu sendiri. (BAB 1 
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat - zat yang berasal mengandung asam, misalnya zat asam sitrat pada jeruk dan asam cuka bahasa. Basa umumnya mempunyai sifat licin dan terasa pahit, misalkan pada sabun.
Secara sederhana asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi (penguraian) dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya yang positif. Sedangkan basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion ion hidroksil sebagai satu - satunya ion negatif. Hal ini sesuai dengan teori Svante Arrhenius bahwa asam adalah  zat yang larut dan mengion dalam air menghasilkan proton (H+) , Sedangkan basa adalah zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-)
( Fitri, 2015 ).
Untuk mengetahui sifat asam dan basa, kami melakukan suatu percobaan ilmiah. karena dengan melakukan percobaan kita dapat mengetahui suatu larutan apakah mengandung asam atau basa. Zat asam dan basa tersebut dapat dibedakan dengan alat indra manusia. Namun tidak semua zat tersebut aman bagi manusia. Oleh karena itu diperlukan indikator pengujian senyawa asam mempunyai rasa yang masam, sedangkan terasa basa mempunyai rasa pahit. Akan tetapi tidak boleh mencicipi rasa suatu zat kimia untuk mengetahui sifat asam dan basanya. Hal ini disebabkan senyawa kimia tersebut mungkin beracun. Untuk itu membutuhkan alat bantu ( Fika, 2013 )
1.2 Tujuan Pratikum
Mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organik.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asam dan Basa 
Asam dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam yaitu suatu zat yang bisa memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau bisa menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Sedangkan basa yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin. (Bitar, 2016)
2.2 Sifat - Sifat Asam dan Basa
Berdasarkan Rachmadany ( 2017 ). Asam dan basa memiliki sifat - sifat sebagai berikut :
A. Asam
Sifat - sifat asam, yaitu :
-  mempunyai rasa masam (tetapi jangan mencicipinya).
-  mengubah lakmus biru menjadi merah.
-  dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat).
-  jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+).
-  bersifat korosif terhadap logam.
-  dapat menetralkan basa.
B. Basa
Sifat - sifat basa, yaitu :
-  terasa licin jika terkena kulit (tidak untuk dicoba di kulit, berbahaya),
-  mengubah lakmus merah menjadi biru,
-  dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat),
-  jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksil (OH-), dan
-  dapat menetralkan asam.
2.3 Asam dan Basa dalam kehidupan sehari - hari
A. Asam
Berikut ini contoh asam yang ada di sekitar kita :
-  Asam malat, contohnya : apel
-  Asam sitrat, contohnya : jeruk
-  Asam tanat, contohnya : teh
-  Asam butirat, contohnya : margarin
-  Asam tartarat, contohnya : anggur
-  Asam karbonat, contohnya : Coca-cola
-  Asam etanoat, contohnya : Cuka hitam
-  Asam format, contohnya : semut
-  Asam klorida, contohnya : lambung
-  Asam laktat, contohnya : susu
Contoh asam-asam yang saya sebutkan diatas merupakan asam-asam organik (alami), kecuali asam karbonat dan asam klorida. Asam organik adalah asam yang berasal dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitar kita. Sementara itu, asam klorida adalah asam anorganik. Asam anorganik adalah asam yang dapat kita temui di laboratorium karena hanya buatan. Contoh asam anorganik lain yang ada di laboratorium di antaranya adalah asam sulfat dan asam nitrat. ( Rahmat, 2015)
B. Basa
Basa dalam kehidupan sehari-hari mudah ditemukan dalam bentuk padat ataupun cairan, seperti kapur tulis, abu, sabun, larutan kapur, detergen, daun sirih, dan lain-lain. Basa terasa pahit dan licin seperti sabun sehingga bersifat kaustik. Beberapa basa yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti ditunjukkan berikut ini :
-  Aluminium hidroksida (Al(OH)3), deodoran, obat maag.
-  Kalsiun hidroksida (Ca(OH)2), plester.
-  Magnesium hidroksida (Mg(OH)2), obat pencahar (antacid).
-  Natrium hidroksida (NaOH), sabun, pembersih saluran air.
( Filly, 2014 )

2.4 Teori - Teori Asam - Basa
A. Asam-Basa Arrhenius
   Teori asam-basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan oleh Svante Arrhenius.  Menurut teori Arrhenius asam adalah spesies yang mengandung ion-ion hidrogen, H+ atau H3O+, dan basa mengandung ion-ion hidroksida, OH–. Namun, terdapat dua kelemahan utama yaitu menyangkut masalah pelarut dan garam. Teori Arrhenius berasumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh pada sifat asam-basa. Namun jika HCl dilarutkan dalam air, larutan ini menghantarkan listrik tetapi jika HCl dilarutkan dalam benzena larutannya tidak menghantarkan arus listrik. Perbedaan sifat HCl di dalam kedu pelarut menunjukkan bahwa pelarut berpengaruh terhadap tingkah laku zat terlarut.Garam seharusnya bersifat sebagai spesies netral, namun kenyataannya banyak garam bersifat tidak netral. Larutan ion fosfat dan ion CO32- bersifat basa, tetapi ion-ionNH4+ bersifat sedikit asam dan ion-ion aluminium bersifat sangat asam. Masalah yang menambah kebingungan adalah larutan NaH2PO4 bersifat asam sedangkan larutan NaHPO4 bersifat basa.
B. Asam - Basa Bronsted Lowry
   Untuk mengatasi masalah tersebut Thomas M. Lowry dan Johannes N.Bronsted bekerja untuk melengkapi teori asam-basa yang melibatkan pelarut yang kemudian dikenal sebagai teori asam-basa Bronsed-Lowry. Pengertian asam-basa bukan berbicara tentang aspek kebenaran melainkan aspek kesesuaian pada kondisi tertentu. Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, asam adalah donor atau penyumbang proton, basa adalah akseptor atau penerima proton. Tinjauan sifat asam-basa ditunjukkan oleh sifat reaksi kimia spesies dengan pelarut yang mengandung hidrogen yang dapat terion (misalnya air, amonia, dan asam sulfat). Contoh dalam pelarut air :
HF(aq) + H2O(l) = H3O+(aq) +F–(aq) dalam reaksi ini, air berperan sebagai basa dan      ionfluorida bertindak sebagai basa konjugasi asam hidrofluorida.
NH3(aq) + H2O(l) = NH4+(aq) +OH–(aq) dalam reaksi ini, air berperan sebagai asam dan ion amonium bertindak sebagai asam konjugasi amonia.
NH4Cl(NH3) + NaNH2(NH3) = NaCl(s) +2NH3(l)
Kelemahan teori asam - basa Bronsted Lowry adalah tidak dapat menjelaskan suatu reaksi yang tidak melibatkan transfer ion hidrogen.
C. Asam-Basa Lewis
G.N Lewis mengusulkan konsep asam-basa berkaitan dengan donor pasangan elektron. Menurut Lewis, asam didefinisikan sebagai spesies penerima pasangan elektron dan basa sebagai donor pasangan elektron. Reaksi antara boron trifluorida dengan amonia menurut teori ini merupakan reaksi asam basa, dalam hal ini boron trifluorida bertindak sebagai asam dan dan amonia sebagai basa.
BF3+ :NH3 = F3B-NH3
( Maria Ufa, 2017 )

2.5 Indikator Asam Basa
   Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang memberikan warna berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara untuk mengetahui apakah itu jenis suatu larutan tersebut asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator baik indikator alami ataupun buatan. Cara penentuan larutan yang sifatnya asam, basa, atau netral bisa menggunakan kertas lakmus, larutan indikator, dan indikator alami.
A. Kertas Lakmus 
   Yang pertama adalah dengan memakai kertas lakmus. Menggunakan kertas lakmus sebagai indikator asam dan basa merupakan cara yang paling praktis, murah dan mudah. Walaupun begitu, kertas lakmus juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak bisa digunakan untuk mengukur secara teliti dan perubahan warna yang ditujukan tidak bisa menunjukkan pH larutan dengan tepat. Lakmus merah akan tetap berwarna merah ketika dimasukkan ke dalam larutan asam, dan akan berwarna biru bisa dicelupkan ke dalam larutan basa. Sedangkan pada lakmus biru akan berwarna biru ketika dicelupkan ke dalam larutan basa dan akan berubah warna menjadi merah ketika dicelupkan ke dalam larutan asam.
B. Larutan Indikator
   Di labolatorium, indikator yang sering didipakai ialah larutan indikator fenolftalein (PP) metil merah (mm), metil jingga (mo) dan juga bromtimol blue (BTB). Larutan indikator tersebut seringkali digunakan untuk titrasi larutan. Penggunaan larutan indikator pada titrasi itu sendiri harus dengan ketelitian dan pengamatan yang sangat tinggi. Pasalnya, perubahan warna akan terjadi hanya dengan beberapa mL.
C. Indikator Alami 
   Indikator asam basa yang ketiga yaitu dengan menggunakan indikator alami. indikator alami yang biasa digunakan ialah mahkota bunga dari bunga sepatu, mawar, bugenvi, maupun dari bahan alami seperti kulit manggis, kunyit dan kubis ungu.
D. pH meter
  Indikator asam basa yang ke empat adalah dengan menggunakan pH meter. Peralatan yang bisa membantu dalam menentukan pH larutan ini mempunyai elektroda yang bisa dicelupkan ke dalam larutan yang akan di ukur pHnya. Nilai pHnya sendiri bisa dengan mudah diliat secara langsung melalui angka yang tertera pada layar digital dari alat pH meter itu sendiri (Bitar, 2016).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
3.1 .1 Waktu
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 19 Oktober 2017
c.  Jam : 09.40 – 11.10 WITA
d. Tempat Praktikum : LAB Kimia Hasil.                                                   Hutan. Fakultas Kehutanan   Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
a.  Pipet tetes.
b. pH paper universal
c. Lakmus merah dan biru
d. Cawan petri
3.2.2 Bahan :
a. Asam klorida (HCl) 
b. Natrium hidroksida (NaOH)
c. Asam asetat (CH3COOH)

3.3 Prosedur Kerja.
-Disiapkan 3 cawan petri masing-masing diberi label sesuai dengan bahan yang   digunakan
-Diambil masing-masing larutan menggunakan pipet tetes kemudian diteteskan pada masing - masing cawan petri.
-Disiapkan lakmus merah dan biru pH paper universal pada masing-masing cawan petri.
-Dicelupkan pH paper universal lakmus merah dan biru secara bergantian pada masing-masing Cawan petri.
-Diamati perubahan warna pada pH paper universal dan kertas lakmus merah dan biru dan catat hasilnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 hasil pengamatan asam dan basa kertas lakmus dan pH paper universal


4.2  Pembahasan
     Berdasarkan tabel hasil pengamatan sifat asam dan basa senyawa organik dapat dilihat bahwa kertas lakmus merah dicelupkan pada NaOH akan terjadi perubahan warna dari merah ke biru dikarenakan sifat basa yaitu merubah lakmus merah ke biru dan pengukuran menggunakan PH paper universal menunjukan warna pada pH 14 yang merupakan basa kuat.
Pada larutan HCl jika kertas lakmus biru dicelupkan akan terjadi perubahan warna dari biru ke merah. Hal ini dikarenakan sifat asam yaitu merubah lakmus biru ke merah dan pengukuran menggunakan PH paper universal menunjukkan warna pada pH O yang merupakan asam kuat
Pada larutan CH3COOH bila terjadi kertas lakmus biru dicelupkan akan terjadi perubahan warna dari biru ke merah dan pengukuran menggunakan pH paper universal menunjukkan warna pada pH 3 yang merupakan asam lemah.
Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus  sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru didalam lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lakmus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion.
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam agar warnanya menjadi merah. ( Reynaldo, 2017 )


BAB V 
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
  Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa :
-  Larutan NaOH merupakan basa kuat.
-  Larutan Hcl merupakan asam kuat.
-  Larutan CH3COOH merupakan asam lemah.
5.2 Saran
Pengenalan dan pemahaman tentang asam dan basa sangat diperlukan karena asam dan basa ada di sekitar kita. Dengan mengetahui asam dan basa beserta tingkat Asam dan kebasaan senyawa tersebut diharapkan dapat memudahkan manusia dalam berbagai studi ilmu yang menyejahterakan manusia itu sendiri. Di dalam praktikum asam dan basa diharapkan lebih berhati-hati karena menggunakan senyawa senyawa yang mempunyai dampak masing-masing bagi tubuh manusia. Ketepatan dan ketelitian terhadap semua unsur dalam penelitian sangat dibutuhkan demi mendapatkan hasil yang maksimal. Jangan menyerah dalam eksperimen kimia ( Bitar, 2016 ).





BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
3.1 .1 Waktu
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 19 Oktober 2017
c.Jam : 09.40 – 11.10 WITA
d. Tempat Praktikum : LAB Kimia Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan
  Universitas Mulawarman.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
a.  Pipet tetes.
b. pH paper universal
c. Lakmus merah dan biru
d. Cawan petri
3.2.2 Bahan :
a. Asam klorida (HCl)
b. Natrium hidroksida (NaOH)
c. Asam asetat (CH3COOH)
3.3 Prosedur Kerja.
Disiapkan 3 cawan petri masing-masing diberi label sesuai dengan bahan yang   digunakan
Diambil masing-masing larutan menggunakan pipet tetes kemudian diteteskan pada masing - masing cawan petri.
Disiapkan lakmus merah dan biru pH paper universal pada masing-masing cawan petri.
Dicelupkan pH paper universal lakmus merah dan biru secara bergantian pada masing-masing Cawan petri.
Diamati perubahan warna pada pH paper universal dan kertas lakmus merah dan biru dan catat hasilnya.

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 hasil pengamatan asam dan basa kertas lakmus dan pH paper universal
NoLarutan LakmuspHKeterangan MerahBiru1
2
3NaOH
HCl
CH3COOHBiru
Merah
MerahBiru
Merah
Merah14
0
3Basa kuat
Asam kuat
Asam lemah
4.2  Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil pengamatan sifat asam dan basa senyawa organik dapat dilihat bahwa kertas lakmus merah dicelupkan pada NaOH akan terjadi perubahan warna dari merah ke biru dikarenakan sifat basa yaitu merubah lakmus merah ke biru dan pengukuran menggunakan PH paper universal menunjukan warna pada pH 14 yang merupakan basa kuat.
Pada larutan HCl jika kertas lakmus biru dicelupkan akan terjadi perubahan warna dari biru ke merah. Hal ini dikarenakan sifat asam yaitu merubah lakmus biru ke merah dan pengukuran menggunakan PH paper universal menunjukkan warna pada pH O yang merupakan asam kuat
Pada larutan CH3COOH bila terjadi kertas lakmus biru dicelupkan akan terjadi perubahan warna dari biru ke merah dan pengukuran menggunakan pH paper universal menunjukkan warna pada pH 3 yang merupakan asam lemah.
Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus  sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru didalam lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lakmus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion.
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam agar warnanya menjadi merah. ( Reynaldo, 2017 )















BAB V 
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
  Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa :
-  Larutan NaOH merupakan basa kuat.
-  Larutan Hcl merupakan asam kuat.
-  Larutan CH3COOH merupakan asam lemah.

5.2 Saran
      Pengenalan dan pemahaman tentang asam dan basa sangat diperlukan karena asam dan basa ada di sekitar kita. Dengan mengetahui asam dan basa beserta tingkat Asam dan kebasaan senyawa tersebut diharapkan dapat memudahkan manusia dalam berbagai studi ilmu yang menyejahterakan manusia itu sendiri. Di dalam praktikum asam dan basa diharapkan lebih berhati-hati karena menggunakan senyawa senyawa yang mempunyai dampak masing-masing bagi tubuh manusia. Ketepatan dan ketelitian terhadap semua unsur dalam penelitian sangat dibutuhkan demi mendapatkan hasil yang maksimal. Jangan menyerah dalam eksperimen kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Bitar. 2016. Pengertian, Ciri, Dan Sifat Asam, Basa, Dan Garam Beserta Contohnya Lengkap.
www.gurupendidikan.co.id. (Diakses tanggal 29 Oktober 2017)

Bitar. 2016. Pengertian Dan Macam – Macam Indikator Asam Basa Secara Lengkap.
www.gurupendidikan.co.id. (Diakses tanggal 29 Oktober 2017)

Febriyanti, Fitri. 2015. Teori Asam Basa. www.fitrifebrianti.blogspot.co.id. (Diakses tanggal 29
Oktober 2017)

Hidayat, Rahmat. 2015. Pengertian, Sifat dan Contoh Asam Basa. www.kitapunya.net. (Diakses
Tanggal 29 Oktober 2017)

Noviana, Filly. 2014. Asam, Basa Dan Garam. www.fillynoviana.blogspot.co.id. (Diakses tanggal
29 Oktober 2017)

Puspita, Fika. 2013. Laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik.
www.filepuspita.blogspot.co.id (Diakses tanggal 29 Oktober 2017)

Sarlout, Felix Reynaldo. 2017. Larutan Asam dan Basa. www.sarlout.blogspot.co.id (Diakses
Tanggal 29 Oktober)

Supriyanto, Maria Ufa. 2017. Teori – Teori Asam – Basa. www.mariasuprianto.wordpress.com
(Diakses tanggal 29 Oktober 2017)


Komentar

Posting Komentar